Connect with us

BUMN

Hak Paten Aplikasi CISEA dan Lahan Basah Buatan Terapung Diterima PTBA

Published

on

Jurnalis Barab –

JAKARTA, MLCI – Release diterima media pada Rabu 14 Agustus 2024, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mendapatkan sertifikat hak paten untuk aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) dan struktur lahan basah buatan terapung (floating wetland). CISEA adalah in-house super app yang dikembangkan secara mandiri oleh PTBA untuk digitalisasi pertambangan. Sedangkan floating wetland ialah metode yang dikembangkan PTBA untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan menetralkan air asam tambang.

Penyerahan sertifikat hak paten dilakukan oleh Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Sri Lastami kepada Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Arsal mengaku bangga karena inovasi yang dibuat oleh insan-insan PTBA ini mendapatkan hak paten. Hal ini penting untuk menghargai hasil karya para insan PTBA, melindungi produk, serta mendorong inovasi lebih lanjut.

“Hari ini adalah momen yang sangat membanggakan bagi kami. Upaya, kerja keras, dan dedikasi kami akhirnya berbuah manis dengan diperolehnya hak paten atas super apps kebanggan kami yaitu CISEA, dan floating wetland yang berkontribusi pada lingkungan. Hak paten memberikan perlindungan hukum atas inovasi-inovasi kami dan membuka peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut,” kata Arsal.

CISEA pertama kali dikembangkan pada Oktober 2019 dan diluncurkan secara resmi pada Maret 2020. Manfaatnya sudah dirasakan oleh seluruh insan PTBA. Seluruh kegiatan operasi mulai dari produksi di pertambangan hingga pelabuhan dapat dipantau secara real time melalui ponsel dengan CISEA. Pada 2021, PTBA berhasil mendapatkan hak merek dan hak cipta untuk CISEA, dan akhirnya tahun 2024 ini mendapatkan hak paten.

Adapun metode floating wetland mulai dikembangkan PTBA sejak 2011. Di tahun 2022, PTBA menjadi rujukan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam implementasi constructed wetland seiring dengan diundangkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengolahan Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan dengan Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan.

“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang telah mendukung penuh upaya kami untuk mendapatkan hak paten ini,” ujar Arsal.

Hak paten ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi insan-insan PTBA untuk terus berinovasi. “Ini merupakan titik tolak dari langkah-langkah besar dalam menjelajahi peluang baru, dan menciptakan karya yang lebih hebat lagi. Semangat inovasi diperlukan untuk mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, sehingga PTBA dapat menghadirkan energi tanpa henti,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sri Lastami mengatakan bahwa paten yang dihasilkan PTBA turut meningkatkan Global Innovation Index (Indeks Inovasi Global) Indonesia. Sri berharap agar insan-insan PTBA terus membuat inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia.

“Inovasi diciptakan karena adanya masalah yang timbul. Kemudian inovasi tersebut dipatenkan agar inovator atau pencipta dari produk atau gagasan inovasi tersebut berhak penuh atas produk atau gagasan yang ia hasilkan. Kita harapkan akan ada banyak lagi inovasi yang dihasilkan oleh PTBA dan juga bangsa ini sehingga kita bisa menjadi negara dengan peringkat tinggi di dunia dengan jumlah inovasi yang banyak, apalagi dengan populasi Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa,” tutupnya.***

Bagikan Berita :

BUMN

Bangun Botanical Garden di Lahan Bekas Tambang, PTBA Wujudkan Kota Wisata

Published

on

By

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Release yang diterima media ini Jumat 27 Desember 2024, bahwa kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sejak 2016 telah mencanangkan Program Tanjung Enim Kota Wisata. Tujuannya agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri di masa mendatang.

PTBA membangun berbagai sarana dan infrastruktur untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satunya yakni Botanical Garden atau Taman Koleksi di lahan pasca tambang seluas 17 hektare (ha). Taman ini diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Tanjung Enim.

Niko Chandra, Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), menyatakan bahwa pembangunan Botanical Garden merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat setempat.

“Bagaimana pun, pertambangan batu bara suatu saat cadangannya akan habis. Program Tanjung Enim Kota Wisata ini diharapkan dapat menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat sekitar Tanjung Enim yang terus berkembang,” ungkap Niko.

Botanical Garden saat ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kantor pengelola, bangunan edukasi, patung edukasi, cottage, area berkemah (camping ground), foodcourt, musala, toilet, parkir pengunjung, dan fasilitas lainnya.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur jalan, area pejalan kaki (pedestrian), sistem drainase, dan replika Kapal Sriwijaya yang akan menjadi ikon taman ini masih terus berlangsung.

Botanical Garden juga dirancang dengan konsep bioregion yang mewakili beberapa pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Jawa Bali, Sunda Kecil, dan wilayah reklamasi. Setiap bioregion akan ditanami berbagai tanaman endemik khas dari masing-masing pulau, termasuk tanaman buah.

Selain itu, Botanical Garden akan dilengkapi dengan berbagai wahana permainan untuk menarik para wisatawan berkunjung.

“Program Tanjung Enim Kota Wisata merupakan wujud komitmen PTBA terhadap visi keberlanjutan (sustainability), khususnya pengelolaan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. Diharapkan program ini dapat semakin membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dari sektor pariwisata,” tutup Niko. (D4F)

Bagikan Berita :
Continue Reading

BUMN

Berdayakan Kaum Ibu, PTBA Wujudkan Masyarakat Sejahtera

Published

on

By

MUARA ENIM, SUMSEL, MLCI – Sambil duduk merumpi, sekumpulan ibu rumah tangga mengupas kelopak bunga rosella dengan cekatan. Mereka kemudian mencuci dan mengeringkan kelopak-kelopak bunga tersebut. Kelopak rosella yang sudah kering dilumat dengan blender, lalu dimasukkan ke dalam kantong teh. Jadi lah teh rosella, minuman herbal yang kaya akan vitamin C.

Mereka adalah para ibu rumah tangga yang tergabung dalam Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Rosella, salah satu Usaha Mikro dan Kecil (UMK) binaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Dian Afriani, Ketua SIBA Rosella, menuturkan bahwa sekitar 30 ibu rumah tangga dari Desa Lingga, Keban Agung, dan Pasar Tanjung Enim memperoleh lapangan kerja baru berkat adanya SIBA Rosella.

“SIBA Rosella terbentuk pada 2019. Kami mendapat dana bantuan dari PT Bukit Asam dengan mandat agar dikembangkan. Dari situ berkembang produknya. SIBA Rosella ini anggotanya dari ibu-ibu PKK,” ujar Dian.

Berbagai dukungan diberikan PTBA. Mulai dari pendanaan hingga pendampingan dan penguatan dalam proses pemasaran, sehingga produk ini sudah mencapai skala nasional.

Kapasitas produksi teh rosella sekarang sekitar 100 kotak per hari, dengan total omzet dapat mencapai senilai kurang lebih Rp 5-60 juta per bulan tergantung permintaan dari konsumen.

“Kita (para anggota SIBA Rosella) bagi hasil. Kadang sebulan sekali. Kalau baru cukup untuk produksi, (bagi hasil) dua bulan sekali,” ungkap Dian.

Selain SIBA Rosella, masih banyak lagi UMK yang dibina PTBA untuk memberdayakan kaum ibu. Misalnya SIBA Songket yang berdiri sejak 2016. Sebanyak 15 ibu rumah tangga Desa Lingga memperoleh penghasilan tambahan berkat keterampilan sebagai pengrajin songket. Desa Lingga pun berkembang menjadi basis kerajinan songket.

“Kami mendapat berbagai bantuan dari Bukit Asam. Di antaranya dibantu dengan alat tenun, pelatihan, dan permodalan,” kata Yenni Puspitasari, Ketua SIBA Songket.

Ada juga SIBA Rajut yang beranggotakan 15 orang ibu rumah tangga dari desa-desa di sekitar wilayah operasi PTBA. SIBA Rajut menjadi wadah bagi para ibu rumah tangga untuk berkumpul bersama, menyalurkan hobi, sekaligus memperoleh penghasilan tambahan.

“Kami para ibu rumah tangga yang tadinya ngerumpi enggak ada hasilnya, sekarang ada hasilnya. Hobi tersalurkan. Tadinya kita enggak punya duit, sekarang punya duit sendiri,” ujar Villy Villya, Ketua SIBA Rajut.

Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mengatakan bahwa pemberdayaan ibu rumah tangga melalui mitra-mitra binaan PTBA sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin 5, yaitu Kesetaraan Gender.

“Kami menyadari peran penting perempuan dalam menggerakkan perekonomian. Oleh karena itu, kami mendukung pengembangan kewirausahaan perempuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui upaya tersebut, kami berharap para ibu rumah tangga dapat mandiri dan turut membantu perekonomian keluarga,” tutupnya. (D4F)

Bagikan Berita :
Continue Reading

BUMN

Peringati Hari Pencak Silat Nasional, PTBA Gelar Seminar Kuntau Semende

Published

on

By

LAHAT SUMSEL, MLCI – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui Bidang Budaya dan Kearifan Lokal Tim Implementasi Tanjung Enim Kota Wisata (Kowis) menggelar Seminar Silat Kuntau Semende di Museum Batu Bara Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul, Minggu, (15/12/2024).

Seminar Silat Kuntau dalam rangka memperingati Hari Pencak Silat Nasional.

Sekretaris Kowis PTBA Dwi Handayani saat menyampaikan sambutan mengatakan selain mengelar seminar, acara ini digelar agar perguruan pencak silat yang ada di Kecamatan Lawang Kidul dan beberapa dari Muara Enim dapat bersilaturahmi sekaligus menggangkat budaya dan seni khususnya seni beladiri silat Semende atau Kuntau Semende.

“Acara ini pertama kali diadakan di Tanjung Enim, semoga memberikan inspirasi agar kesenian dan kebudayaan pencak Silat Kuntau Semende dapat exist dan terus berkembang,” ungkap Dwi Handayani.

Mewakili Camat Lawang Kidul, Tamiri mengapresiasi setingginya kepada panitia yaitu Porsiba bersama Tim Kowis PTBA dan seluruh Peguruan Pencak Silat yang dapat hadir pada seminar dan silaturahmi Kuntau Semende.

“Kuntau Semende merupakan salah satu aliran perguruan pencak silat sebagai warisan budaya khususnya di Kabupaten Muara Enim dimana saat ini Kuntau Semende sarana kesenian ketimbang olahraganya karena terus tampil di acara arak-arakan pengantin,” kata Tamiri.

Tamiri berharap dengan adanya kegiatan seperti ini terjalin silaturahmi dengan baik walaupun beda aliran dan perguruan tetap satu keluarga di Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Selain dapat pengetahuan dari narasumber, ia juga berharap semoga PTBA kedepan melalui Porsiba dan Kowis dapat mengagendakan membuat satu event berkelanjutan seperti kompetisi minimal satu tahun sekali karena selain mengasah kemampuan juga dapat mengimplementasikan kemampuan atlet Kuntau Semende.

“Sehingga timbul atlet bertaraf nasional yang berasal dari Kecamatan Lawang kidul,” pungkas Tamiri.
Acara ini menghadirkan 2 narasumber yaitu DR. Dedi Irwanto (Dosen FKIP Sejarah Unsri) sebagai Civitas Akademisi dan Hasdi Sofyan seorang Praktisi Kuntau/Penguntau. (D4F)

Bagikan Berita :
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!