Pendidikan
Pelajar SD Kurang Mampu di Tanjung Enim Raih Beasiswa Yaga Yingde Group
Barab Dafri –
TANJUNG ENIM SUMSEL, MLCI – Perusahaan Yaga Yingde Group milik Suharto Reddy warga Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat, bertanggung jawab secara sosial dan memutuskan untuk meluncurkan Dream Plan Bantuan Pendidikan dan Bantuan Beasiswa.
“Sasaran bantuan pendidikan dan bantuan beasiswa kepada pelajar yang kurang mampu kali ini kami salurkan kepada anak Sekolah Dasar atau SD di Tanjug Enim,” jelas Ketua Tim A2 Yaga Yingde Group Tanjung Enim, Ahmad Mirza didampingi Tim A Yaga Yingde Group, Suhendra. Minggu (04/08/2024).
Ditambahkan Suhendra, pelajar yang menerima bantuan adalah Fitri klas 4 SD Negeri 5 Tanjung Enim dengan data bahwa ayahnya telah meninggal dunia dan pekerjaan ibu buruh cuci setrika.
“Alamat rumahnya berlokasi di RT 05 RW 03 Kelurahan Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim dan saat penyerahaan bantuan turut disaksikan langsung oleh Ketua RT 05 Bapak Iskandar,” ungkapnya.
Kedatangan Suhendra didampingi langsung oleh Ketua dan Anggota Tim A2 Tanjung Enim, diantaranya Ahmad mirza, Zurmalela, Herwin, Marlini, Zulpahmi MAP, Yulia, Hadi, Tina Yusaki, Ihwan, Kadaruzaman, Susi Zaini, dan Ririn Rosana.
Adapun Bantuan yang diberikan kepada Fitri berupa sembako beras 10 kg, gula 2 kg, minyak goreng 2 liter dan telur 1 karpet. Sedangkan alat sekolah diserahkan tas dan sepatu, serta uang tunai Rp 1 juta.
“Tak hanya itu, bantuan berupa subsidi biaya hidup bulanan juga akan diberikan untuk Siswa Sekolah Dasar sebanyak Rp 1 juta, Siswa SMP Rp 1,5 juta dan Siswa Sekolah Menengah sebesar Rp 2 juta,” sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Suhendra, tujuan pendanaan bantuan guna memberikan dukungan biaya hidup yang stabil, peningkatan lingkungan belajar, dan kepedulian terhadap kesehatan fisik dan mental kepada siswa yang membutuhkan di Indonesia untuk membantu mereka menyelesaikan studinya dengan lebih baik.
“Kemudian meningkatkan prestasi akademik siswa dan meletakkan dasar bagi jalur karir masa depan mereka. Serta melalui program ini, negara dan perusahaan akan lebih mementingkan dan mendukung pendidikan,” urainya.
Lebih jauh, Suhendra menjekaskan bahwa penyaringan dan evaluasi siswa melalui tim offline, kami menemukan keluarga kurang mampu perlu melakukan wawancara dan survei keluarga untuk memahami siswa guna memastikan keaslian dan permintaan mereka.
Selanjutnya, bantuan keuangan akan disalurkan langsung kepada siswa atau orang tua oleh ketua tim untuk menjamin keamanan dan transparansi dana. Hubungi siswa, orang tua, dan sekolah secara teratur untuk memahami kondisi pembelajaran dan kehidupan siswa serta memastikan penggunaan dana pendanaan secara efektif.
“Bagi mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya, disediakan perencanaan karir dan bimbingan kerja lebih lanjut. Anggota tim didorong untuk menjaga hubungan jangka panjang dan kepedulian dengan siswa,” pungkas Suhendra***