Connect with us

Nasional

SMSI Ingatkan Kemenkominfo “Komunikasi Penangganan Wabah Memburuk”

Published

on

Release SMSI Pusat –

JAKARTA, MLCI – Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat Firdaus optimistis tingkat kepercayaan publik terhadap hasil kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan kembali pulih, khususnya dalam kerangka penanganan wabah COVID-19 yang bermuara pada pemulihan ekonomi.

Tentu ini dengan sejumlah catatan yang melandasinya. Kerangka pertama, adalah dengan memfokuskan komunikasi pada satu pintu. Tidak lagi menggunakan banyak pintu, sehingga pesan dan kebijakan yang ditetapkan Presiden Jokowi sampai dan tidak menimbulkan kegamangan dan berpotensi memunculkan polemik di masyarakat.

Sebenarnya, sambung Firdaus, pintu komunikasi paling strategis melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). ”Sayangnya hingga hari ini, Kominfo tidak memaikan peran itu. Tidak ada capaian maksimal yang dirasakan masyarakat dengan hadirnya Kemenkominfo. Direct message dari Istana tidak sampai ke publik,” terang Firdaus, Rabu (4/8/2021).

Urusan data sebaran wabah COVID-19 di daerah hingga jumlah pasien yang terkontaminasi misalnya, semua bertumpu pada BNPB. Padahal, beban dan tugas BNPB bukan pada urusan menyebarkan data apalagi informasi. BNPB lebih pada proses penanganan kebencanan. Meski pun, kini COVID-19 juga masuk dalam urgensi kerja BNPB. Hingga saat ini, dari seribu lebih media yang tergabung di SMSI, satupun belum ada yang tersentuh. Ini mungkin karena beratnya tugas BNPB.

Setelah BNPB, tugas yang berat dari sisi komunikasi kini ada di pundak Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Fakta ini begitu kasat mata, jika dilihat dari pola kerja yang dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Hampir setiap hari, turun ke lapangan melakukan cross check information di daerah, baik yang berkaitan dengan program vaksinasi, hingga pengendalian wabah.

”Lihat saja urusan penanganan dan informasi sebaran vaksin sampai obat. Semua informasi tertuju di Kemenkes dan BNPB. Artinya, Kemenkominfo tidak akan mampu menjawab semua yang dibutuhan publik khususnya soal informasi data,” tandasnya.

Lalu apa tugas Kemenkominfo? Mantan Ketua PWI Banten dua periode ini menilai, fungsi komunikasinya Kemenkominfo di bawah kendali Menteri Johnny G. Plate tidak berjalan. Sangat jauh dari harapan.

”Jangankan soal data sebaran wabah dan urusan informasi vaksin dan kebijakan yang dikeluarkan Presiden, untuk urusan bagaimana menyampaikan manfaat dari kebijakan PPKM saja, nyaris semua media terfokus pada informasi yang disajikan BNPB atau Kemenkes, bukan Kemenkominfo yang seharusnya bisa menyampaikan pesan ini,” terang Firdaus.

Wajar, sambung dia, jika hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) 20-25 Juni 2021 lalu, menunjukan angka-angka demikian. Kepercayaan terhadap Presiden Jokowi terkoyak lantaran komando komunikasi tidak berjalan.

Data LSI jelas terpampang. Maka wajar pula, jika Presiden segera mengganti Johnny G. Plate dari kursi menteri. Cari sosok yang ideal yang mampu bekerja sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Karena jelas-jelas pola kerja Kemenkominfo tidak dirasakan.

”Silahkan tanya rekan-rekan media atau pemerhati komunikasi, apa manfaat dari Kemenkominfo di saat seperti ini. Lalu mengapa demikian? SMSI yakin Presiden punya catatan sendiri,” jelas Firdaus.

Jika fakta-fakta ini dibiarkan, tentu akan berdampak pada kinerja Presiden Jokowi. Kegamangan di masyarakat terhadap lankah kinerja Presiden tidak terlihat dan dirasakan. Sementara akar persoalan nasional terkait naiknya angka pengangguran, kemiskinan dan buruknya sisi kesehatan terus menjadi ’hantu’ di republik ini.

”Ya, bukannya membaik tapi semakin buruk. Jika ini dibiarkan berlarut-larut maka dampaknya terus meluas. Komunikasi dalam penanganan wabah akan terus memburuk. Publik resah hingga akhirnya, berita-berita negatif begitu deras berselancar di ponsel masyarakat. Karena pola komunikasi dan informasi tidak searah. Kemenkominfo tidak bisa memainkan peran strategisnya,” terangnya.

Faktor kedua, Kemenkominfo harus mampu memainkan perannya sebagai jembatan penghubung dengan menggandeng lembaga atau asosiasi media, tokoh publik, tokoh agama baik nasional dan daerah dalam menyampaikan pesan-pesan Pemerintah Pusat yang diharapkan berimplikasi positif di masyarakat.

”Pola kerja dalam menggandeng media dan tokoh publik saja tidak terlihat yang dilakukan Kemenkominfo. Johnny G. Plate lebih asik bermain sendiri dengan konsep kerjanya. Jujur saja kami kecewa, Kemenkominfo tidak bisa berbuat banyak terhadap kondisi saat ini,” tegas Firdaus.

Sebagai serikat media, sambung Firdaus, SMSI hanya mengingatkan, memberikan warning kepada Kemenkominfo untuk lebih lunak dan fleksibel dalam membuat terobosan dalam sisi komunikasi sebagai upaya membantu pemulihan kondisi bangsa.

”Kami berharap Johnny G. Plate sadar dengan kondisi dan fakta-fakta ini. Sadar pula bahwa Kementerian di bawah komandonya belum bisa berbuat banyak, lantaran sisi komunikasi tidak berjalan dengan baik. Mudah-mudahan Presien Jokowi juga bisa memaknai kritik ini sebagai landasan. Satu harapan kami, Indonesia lekas sembuh,” tutup Firdaus.

Senada disampaikan Pengamat Kebijakan Publik dan kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakar Universitas Prof.Dr. Moestopo (beragama) Taufiqurokhman.

Dalam penegasannya Taufiqurokhman melihat munculnya hasil Survei LSI terkait trend Presiden Jokowi menurun, sampai di bawah 50 persen karena ternyata pemerintah pusat tidak bisa mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 di Pulau Jawa Bali dan seluruh Indonesia.

”Hanya beberapa negara secara sistemstis dan masif penyelesaianya. Baik dari testing, tracing treatment. Soal pelaksanaan PPKM Darurat yang dianggap gagal malah dilanjutkan oleh pemerintah pusat yang lagi-lagi aturanya sangat tidak siap dilaksanakan. Jadi wajar kalau lampu kuning masyarakat menyala kepada pemerintahan Presiden Jokowi,” terangnya.

Bahkan sambung Taufiqurokhman, kini muncul bendera putih setengah tiang berkibar lantaran publik menyerah dengan kondisi saat ini. ”Lalu apa yang harus dilakukan? Presiden Jokowi sudah benar menggenjot agar bansos segera dibagikan ke masyarakat. Karena selama PPKM darurat hampir tidak ada bansos untuk masyarakat yang terdampak,” jelasnya.

Terkait adanya permintaan dari masyarakat agar Rapid Test, PCR atau Swab digratiskan bagi masyarakat hal ini sangat relevan. ”Jangan seperti PPKM Darurat jumlah testing menurun lantas diklaim sebagai keberhasilan. Sungguh sangat bahaya mengambil kesimpulan dengan permasalahan yang kurang tepat treatmentnya,” jelasnya.

Taufiqurokhman juga menilai Kemenkominfo harus mengampil peran-peran strategis dalam pemberitaan dan memberikan siaran beredukasi. ”Banyak televisi yang menyiarkan menakut-nakuti masyarakat. Lalu apa peran Kemenkominfo. Maka berikan informasi seperti yang diharapkan Presiden Jokowi yakni informasi positif yang menyebar optimisime,” imbuhnya.

Selanjutnya, Kemenkominfo juga harus menggandeng perguruan tinggi yang masih mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat. Perguruan Tinggi swasta dan negeri harus digandeng dalam vaksinasi gratis buat mahasiswa dan dosen serta masyarakat sekitarnya.

”Perguruan tinggi porsinya diberikan lebih untuk tampil menyebarkn berita positif atau memberikan penyebar optimisme. Jangan terlampu banyak para politisi yang jelas berkepentingan utk menaikan citra partai atau hanya cari popularitas. Berikan kegiatan-kegiatan posotif pada perguruan tinggi agar mendukung menyebarkan nerita postif atau optimisme,” paparnya.

Menanggapi kondisi saat ini, Praktisi media sekaligis pengamat sosial Dhimam Abror Djurait juga angkat bicara. Dikatakannya, dalam perspektif survei dan polling, tingkat kepercayaan terhadap seorang pemimpin yang naik turun adalah fenomena biasa.

”Para pemimpin dunia pun mengalami fenomena yang sama, ketika dia membuat kebijakan populer dan membuat senang masyarakat pasti popularitas dan kepercayaan publik naik. Sebaliknya kalau dia membuat kebijakan yang tidak populer maka kepercayaan publik akan turun,” jelas mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini.

Dikatakan Dhimam, kebijakan PPKM yang diambil Presiden Jokowi kali ini tidak populer di mata masyarakat, selain itu, penanganan pandemi secara umum oleh pemerintah dianggap kurang efektif, karena itu kepercayaan masyarakat pun turun.

”Otomatis kredibilitas pemimpin itu turun di mata masyarakat, dia juga akan dianggap sebagai pemimpin yang kurang efektif. Kalau dikaitkan dengan perhelatan pilpres para ahli survei akan melihat angka di bawah 50 persen bagi petahana ini sudah masuk kategori lampu kuning yang harus diwaspadai,” urai Dhimam.

Dirinya pun mengkrituisi sikap posisi Kemenkominfo. ”Ya Kemenkominfo tentu tidak bisa bekerja sendirian karena persoalannya kompleks. Tetapi kominfo seharusnya bisa memainkan fungsi yang lebih efektif dalam mendesain dan mengeksekusi komunikasi politik pemerintah. Dalam hal ini masih sangat banyak kelemahan yang ada di kominfo,” ungkapnya.

Lalu apa yang harus dilakukan Kemenkominfo sebagai salah satu Kementerian yang memiliki tupoksi kamunikasi lintas sektoral, untuk meningkatkan kepercayaan publik ini?

Dhimam berharap Kemenkominfo harus lebih bisa merangkul semua elemen masyarakat supaya komunikasi politik pemerintah lebih efektif. Kominfo bisa lebih mengintensifkan kerjasama dengan “opinion leader” dan “opinion maker” dari kalangan masyarakat.

”Kemenkominfo harus melakukan pendekatan lebih intensif dengan para pemimpin informal di kalangan masyarakat. Selain itu Kominfo harus lebih intensif bekerjasama dengan media yang bisa menjadi ujung tombak komunikasi massa dengan masyarakat,” jelasnya.

Akademisi Untirta Boyke Pribadi juga menguraikan beberapa hal yang menjadi faktor menurunya trend kepercayaan publik terhadap Jokowi. Salah satunya disebabkan karena komunikasi yang tidak terarah.

Kesimpangsiuran informasi dan adanya ketidak konsistenan informasi dari atas sampai bawah ditambah dengan kepanikan masyarakat di era pandemi yang cenderung menyimpulkan informasi dengan cepat sesuai selera pribadi ditambah dengan pesatnya teknologi informasi yang mempercepat tersebarnya.

Kabar hoaks atau informasi bohong menyebar begitu deras. Padahal ini terkait kepercayaan kepada kepemimpinan full trust society adalah kondisinya sangat sempurna bagi kepemimpinan, dan kondisi rawan ada pada tingkat low trust atau bahkan zero trust society.

”Kemenkominfo harus berperan optimal dalam menjembatani komunikasi antara atas dan bawah hanya saja kominfo disibukkan dengan mengatasi persoalan hoaks,” tandasnya.

Johnny G. Plate harus meniru gaya Harmoko untuk menjembatani komunikasi antara Presiden dengan masyarakat. ”Pada masa Harmoko sangat dikenal komunikasi efektif, dengan memanfaatkan media. Dalam kondisi sulit seperti ini, agar seluruh informasi tidak bias, jika kementerian tidak dapat berdiri di tengah, mungkin agar komunikasi dapat efektif dapat mengoptimalkan komunikasi milik pemerintah Seperti TVRI dan RRI,” urainya.

Boyke Pribadi yang juga Ketua ICMI Korwil Banten, meminta Kemenkominfo untuk membangkitkan modal sosial bangsa menuju full trust society, dengan mengurangi blunder-blunder berkomunikasi yang terjadi dan mampu memanfaatkan media media milik pemerintah agar menjadi media yang sangat terpercaya.

”Berikan masyarakat bukti bukan hanya janji. Janji-janji manis sangat tidak diperlukan pada masyarakat dengan kondisi low trust atau bahkan zero trust dengan demikian kita bisa keluar dari kondisi pandemi dengan baik,” timpal Boyke Pribadi.

Dugaan ketidak-adilan Kemkominfo dalam penyaluran bantuan melalui program diseminasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), mengundang reaksi keras dari para pengusaha media siber di berbagai daerah.

Para pengusaha media siber yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menolak penyaluran KPCPEN yang disebut ”Berkah Presiden Jokowi”, karena mereka nilai pelaksanaannya tidak adil, diskriminatif, dan merendahkan martabat media siber. Protes ketidakpercayaan tersebut, terungkap dari berbagai media di daerah untuk peninjauan ulang kegiatan diseminasi KPCPEN di Kemenkominfo.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan atas surat dari SMSI dan konfirmasi dari kementerian.****

Bagikan Berita :
Continue Reading

Kabupaten Lahat

Upacara Memperingati HUT PGRI Ke 79 Dan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 Di Kabupaten Lahat Berlangsung Khidmat Di SMPN 1 Unggul Lahat Selatan

Published

on

By

Jurnalis : Herlan Nudin

LAHAT SUMSEL – MLCI – Penjabat (Pj) Bupati Lahat Imam Pasli Melalui PLH Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Eti Lestina memimpin langsung Upacara bendera memperingati HUT PGRI ke 79 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 di Kabupaten Lahat bertempat lapangan SMPN 1 Unggul Lahat Selatan Desa Tanjung Payang, pada Senin, 25/11/2024.

Tampak, hadir pada upacara bendera diantaranya Ketua PGRI Kabupaten Lahat Dr. Hasperi, para kepala sekolah SD, SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Lahat, Pimpinan Perangkat Daerah, unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, ASN, para guru serta utusan sekolah-sekolah se Kabupaten Lahat.

 

Pada kesempatan tersebut, PLH Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat Eti Listina Membacakan sejarah Hari Guru. “Dengan Tema, Guru Hebat, Indonesia Kuat, merupakan peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2024.

“PLH Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat Eti Lestina membacakan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Prof Abdul Mu’ti diawali dengan, “Selamat Hari Guru Nasional untuk para guru yang bertugas di kota-kota besar maupun daerah terpencil, Suzana Wanggai juga menjelaskan, tema hari guru tahun ini memiliki makna yakni penegasan arti guru yakni pendidik profesional. Selain itu, guru tidak hanya sebagai agen pembelajaran tapi juga agen peradaban yang menentukan kualitas SDM untuk generasi bangsa yang akan melanjutkan perjuangan kita.

Sebab itu, Kementrian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen) juga terus berupaya untuk melakukan pemenuhan kualifikasi guru, ia mengatakan terdapat ratusan guru tidak memiliki strata satu, untuk itu Kementerian memberikan peluang kepada mereka untuk melanjutkan pendidikan hingga meraih strata satu.

Dengan mensejahterakan guru melalui sertifikasi terus diupayakan Kemendikdasmen, Tak hanya guru ASN, tapi P3K dan non ASN juga turut mendapatkan sertifikasi. Untuk itu perlindungan guru dari kasus hukum juga telah diupayakan Kemendikdasmen. Bekerjasama dengan aparat kepolisian, Kemendikdasme meminta agar tiap guru yang terjerat hukum di dunia pendidikan akan diselesaikan dengan cara restoratif justice. “Tutupnya

Bagikan Berita :
Continue Reading

Nasional

Dinas Dalduk KB Lahat Peringati Hari Keluarga Nasional Ke 31 Tingkat Kabupaten Lahat Tahun 2024

Published

on

By

Jurnalis : Herlan Nudin

LAHAT SUMSEL – MLCI – Dalam rangka membangun keluarga Indonesia yang berkualitas, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran keluarga, dan menghadapi tantangan modern seperti digitalisasi dan perubahan nilai-nilai sosial sekira pukul 10.00 Wib telah digelar puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional yang Ke 31 Tahun 2024 tepat nya digelar di halaman Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Lahat Propinsi Sumsel.

Hadir pada acara Pj.Bupati Lahat Imam Pasli .S.Stp.Msi di dampingi Pj Ketua PPK Kab.Lahat dr.Indah Sari Hikmaini,Sp.D.V.E. para Forkopimda Lahat, seluruh Kepala OPD ,Camat, Lurah, Kades dalam Kab. Lahat, Ketua IBI, Ketua Persagi, Kepala Puskesmas Bandar Jaya Juang Kencana, Penyuluh KB, kader IMP bangga Kencana Seluruh Staf dan karyawan Dinas Dal Duk dan KB Kabupaten Lahat.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab.Lahat H.Ujang Kurniawan .SE.MM dalam laporan nya menyampaikan mengacu kepada UU nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan Inpres nomor 3 tahun 2022 tentang optimalisasi pelenyenggaran Kampung Keluarga berkualitas dalan acara peringatan ini diharapkan menjadi tonggak keberhasilan program dan penguatan komitmen bersama terutama dalam stunting di kabupaten lahat.

Sementara PJ.Bupati Lahat Imam Pasli .S.Stp.Msi Dala sambutan nya menyampaikan
Ucapan Selamat dan Sukses kepada seluruh ASN, Staf dan Lain nya yang ada di Dinas Dal Duk dan KB kab. Lahat yang telah mensukseskan Acara Peringatan Harganas ke 31 tahun 2024, semoga kedepan nya lebih sukses lagi. “Pesan Pj Bupati Lahat

Bagikan Berita :
Continue Reading

Kabupaten Lahat

NPCI Paparnas 2024 : Sumsel Berhasil Meraih Posisi Ke 9 Dengan 82 Mendali, 7 Diantaranya Diraih Atlit Kabupaten Lahat

Published

on

By

Jurnalis : Herlan Nudin

LAHAT SUMSEL – MLCI – National Paralympic Committee Indonesia atau Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPCI) Sumatra Selatan (Sumsel) berhasil meraih posisi ke 9 dengan raihan medali sebanyak 82 dalam ajang Paparnas 2024 yang dilaksanakan di Solo beberapa waktu Lalu.

Dari raihan medali sebanyak 82 tersebut, ada 7 medali yang berhasil dimenangkan oleh atlit Paralimpik yang berasal dari Kabupaten Lahat.

Atas dasar itu, bertepatan dengan momen Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 96 tahun 2024, Pemkab Lahat memberikan tanda cinta dan apresiasi kepada atlet Paralimpik Kabupaten Lahat, senin 28 Oktober 2024.

Dalam sesi wawancara, Pj Bupati Lahat Imam Pasli SSTP MSi menjelaskan bahwa Pemerintah dan masyarakat kabupaten Lahat bangga dengan raihan atlet Paralimpik Kabupaten Lahat yang berhasil mengharumkan Nama Sumatera selatan dalam ajang Paparnas Solo 2024.

” Hari ini ada tanda cinta dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Lahat kepada Atlet Paralimpik Yang berhasil memberikan sumbangsih besar dalam ajang Paparnas Di solo 2024 kemarin, karna seperti yang kita ketahui, dari 82 medali yang diraih Sumatera Selatan, 7 medali berhasil diberikan oleh atlet Paralimpik Kabupaten Lahat,” Ujarnya.

Dirinya juga menambahkan, Pemkab Lahat akan terus memberikan ruang kepada atlet Paralimpik untuk menyalurkan hobinya di bidang olahraga,

” Pemkab Lahat melalui Dispora akan terus mendukung dan memberikan ruang sebesar-besarnya kepada Atlet Paralimpik Kabupaten Lahat untuk terus mengembangkan bakat dan Hobinya di bidang olahraga masing masing,” Tandasnya.

Bagikan Berita :
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!