Pemerintah
Penyetopan dan Penyekatan Jalan di Desa Tunggul Bute Lahat, Dimediasi
Prima Ramadhan –
LAHAT SUMSEL, MLCI – Terkait kasus Covid-19 yang meningkat di Kabupaten Lahat hingga berstatus Zona Merah, warga Desa Tunggul Bute Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat melakukan penyetopan dan penyekatan.
Informasi dihimpun, penyekatan dan penyetopan itu menjadi akses Jalan kendaraan menuju PT. Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) wilayah Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim. Kamis (22/7/2021)
Akhirnya warga dan Pemerintah Desa Tunggul Bute serta pihak PT SERD diwakili Onika Sari lakukan rapat mediasi yang berlangsung ketat dengan Protokol Kesehatan Covid-19.
Hadir dalam mediasi tersebut, Kapolsek Kota Agung IPTU Henrinadi SH MH, Kepala UPT Puskesmas Kota Agung, Babinsa Koramil 405-09/KA Serka Suryadi, Kanit Binmas Polsek Kota Agung Bripka Periyansa.
Hadir pula, Kanit Intelkam Polsek Kota Agung Aipda Jupriadi, Kades Tunggul Bute Syarifwari dan Anggota BPD serta para Kadus Desa Tunggul Bute.
Kades Tunggul Bute, Syarifwari mengucapkan terima kasih atas kehadiran Tripika Kecamatan Kota Agung beserta UPT Puskesmas Kota Agung.
“Saya berharap kepada pihak PT SERD memberikan perhatiannya kepada warga yang terpapar Covid-19 dan harus diisolasi mandiri di desa atau dirumahnya,” sambung Kades
Sementara itu, Kapolsek Kota Agung menjelaskan tentang aturan hukum PPKM Mikro serta tentang tugas pokok Posko PPKM Mikro apa Saja.
“Saya menekankan agar Posko PPKM Mikro melengkapi peratalan untuk penanganan warga yang terpapar Covid-19, dengan ini saya mengharapkan selisih paham antara Pemerintah Desa Tunggul Bute dengan PT SERD diselesaikan dengan kekeluargaan, agar terciptanya kamtibmas yang kondusif,” jelas Kapolsek.
Kepala UPT Puskesmas Kota Agung Ratna Tiurlan memberikan arahan tentang mematuhi Protokol Kesehatan serta menjelaskan tentang orang yang terpapar Covid-19.
“Kami memberikan tindakan yang dilakukan oleh tim kesehatan terhadap pasien yang terpapar Covid-19 dan kontak erat dan kerjasama yang baik antara pihak PT SERD dengan Puskesmas Kota Agung,” ungkapnya.
Apabila ada warganya yang dinyatakan oleh pihak perusahaan PT SERD reaktip tolong diberikan informasi ke pemerintah setempat.
“Kami minta pihak PT SERD karyawannya tolong di perhatikan, jangan asal nyuruh pulang saja, tanpa diberi arahan apapun. Untuk karyawan yang melakuka isolasi mandiri di desa ini harus dibantu berupa bahan pokok atau kebutuhannya,” imbuhnya.
Dengan penyelesaian kasus penyekatan oleh Perangkat Desa akibat pengembalian 2 warga Desa Tunggul Bute yang bekerja di PT. SERD. Dan, dari hasil pertemuan dibicarakan dan diusulkan. Yakni Permohonan bantuan alat antigen untuk tracking kontak dekat pasien reaktif.
“Mengingat keterbatasan alat tracking di Puskesmas. Bantuan APD, Sarung tangan, disinsfektan untuk keperluan tracking untuk petugas tracking,” katanya.
Diusulkan untuk pemulangan pasien reaktif selanjutnya Pihak PT. SERD agar dapat bekerjasama dengan Gusgas dan PPKM setempat.
“Khusus pasien reaktif an Ria, Masyarakat Desa meminta supply makanan dan vitamin mengingat kondisi keluarga yang kurang mampu. Serta, diusulkan untuk PT SERD bekerjasama dengan Puskesmas Kota Agung agar masalah penanganan Kasus Covid 19 dapat diselesaikan di tingkat Kecamatan,” pungkasnya.*****